hidupmu penjerat
makhluk lugu kau lahap
kau cipta bangsat
tinggalkan lalu
bandit penghisap makhluk laknat
penghisap keringat makhluk lugu
jaringmu semu
jerat kehidupan
kau perah keringat basi
banci-banci kenyataan
puisi
forex
analityc tehnicals
Sabtu, 29 Mei 2010
NYANYIAN MALAM
Semilir angin malam
berhembus meniup angan
terbayang cerita silam
mengusik hati tuk kembali
kemasa yang takkan terulang
teringat akan kisah roman picisan
teringat sebuah persahabatan
nyanyian malam...
mengalun indah dimalam yang kelam
tanpa sinar bintang dan rembulan
disana ada duka,disana ada suka,
disana ada pula kerinduan
kerinduan bintang akan cahaya rembulan
kerinduan langit akan keindahan..
puisi
berhembus meniup angan
terbayang cerita silam
mengusik hati tuk kembali
kemasa yang takkan terulang
teringat akan kisah roman picisan
teringat sebuah persahabatan
nyanyian malam...
mengalun indah dimalam yang kelam
tanpa sinar bintang dan rembulan
disana ada duka,disana ada suka,
disana ada pula kerinduan
kerinduan bintang akan cahaya rembulan
kerinduan langit akan keindahan..
puisi
Jumat, 28 Mei 2010
MALAM
Dimalam yang sunyi
terdengar suara nyamuk-nyamuk binal
bernyanyi mengusik hati
berdendang dengan senang
mendapat kulit tak berbaju
seakan tak perduli oleh ingatan masa silam
menatap sayu, lesu..
menghiba langit
bintang tanpa rembulan
menanti fajar menjelang
bilakah...
bilakah sang malam tanpa dingin mencekam
tanpa hiasan malam
tanpa hujan penyejuk bumi
kapankah kegersangan ini berlalu
datangnya seberkas cahaya jiwa
puisi
terdengar suara nyamuk-nyamuk binal
bernyanyi mengusik hati
berdendang dengan senang
mendapat kulit tak berbaju
seakan tak perduli oleh ingatan masa silam
menatap sayu, lesu..
menghiba langit
bintang tanpa rembulan
menanti fajar menjelang
bilakah...
bilakah sang malam tanpa dingin mencekam
tanpa hiasan malam
Termenung setangkai dahan terkulai
hanya tanah tempat terpancangtanpa hujan penyejuk bumi
kapankah kegersangan ini berlalu
datangnya seberkas cahaya jiwa
puisi
PAK TUA
Bungkuk tubuhmu,terseok engkau berjalan
tertatih melangkah demi tongkat
menyusuri jalan
berangan tuk gapai bintang
tongkat kehidupan menuntun langkah
halang rintang tertepis sudah
tongkat tua susah payah
menopang beban tak seimbang
rapuh sudah kehidupan
patah di tengah perjalanan
rubuh tlah pak tua
raga berjiwa tak ber-asa
semoga tuhan ulurkan tangan
puisi
tertatih melangkah demi tongkat
menyusuri jalan
berangan tuk gapai bintang
tongkat kehidupan menuntun langkah
halang rintang tertepis sudah
tongkat tua susah payah
menopang beban tak seimbang
rapuh sudah kehidupan
patah di tengah perjalanan
rubuh tlah pak tua
raga berjiwa tak ber-asa
semoga tuhan ulurkan tangan
puisi
Langganan:
Postingan (Atom)